Minggu, 01 November 2015

Your Stories, Your Sorrow and Your Happiness

Terkadang, seseorang bertingkah laku untuk diakui. Untuk dipandang, agar orang disekelilingnya menilai bahwa ia pintar.
Yap, tentunya setiap orang seperti itu bukan ?, ingin mendapatkan banyak teman.
Aku yakin tak ada satu pun orang yang menginginkan citra dirinya buruk dimata orang lain. Tidak sama sekali. Atau bahkan ia tidak peduli dengan "apa kata orang", namun sebagaimana pun tidak pedulinya seseorang terhadap penilaian orang lain pasti ia memiliki sisi lain yang tidak diketahui secara umum.

Aku tidak menyalahkan siapapun disini. Karena aku yakin, setiap individu memiliki latar belakang yang berbeda, mengenai sikap, kebiasaan, dan tingkah laku.

Aku, seorang perempuan berusia 20 tahun. Tentunya sebelum menginjak umur ini, apa yang orang sebut dengan "labil" masih sering menghantuiku.
Yap, dua semester yang lalu, tepatnya saat semester tiga. Aku benar-benar labil.
Tidak tahu harus berpijak kemana. Semua aku jadikan kiblat.

Setelah melalui masa instropeksi diri, i'm totaly different. Setiap orang memandangku dari ujung kepala hingga kaki. Ya, tentunya. Gaya berpakaianku yang berubah total, membuat teman-temanku terkadang sulit mengenaliku.
Ahh, tidak hanya itu.

Dulu, aku seseorang yang selalu berlagak pintar, jaim, dan teman-temanku menganggapku muslimah.
Yap, I'm moslemah because I'm women.
But, setiap orang memiliki jalannya masing-masing.
Setiap orang memiliki alasan mengapa iya mengambil jalan yang berbeda. Terkadang ada air mata yang tidak diketahui dan ada senyum yang dipalsukan.

So, just be the way you are.
Make your own way as long as the right rules.

By Ririn

Tidak ada komentar:

Posting Komentar