9 bulan layaknya kandungan, hubungan yang
penuh lika liku terlewat sudah.
Duka suka membingkai kebahagiaan.
Semua berawal semenjak kelulusan.
Menjalin kasih penuh dengan tipu daya.
Malam itu, malam yang seharusnya menjadi
sebuah kebahagiaan, berbalik menjadi duka.
Tangis dan lara menyatu dalam naungan langit.
Layaknya seperti boneka tersesat, aku kembali
dengan wajah bermuram nan gelisah.
Kasihnya tak seperti yang kurasakan
dulu. Hangatnya pun menjadi dingin yang
menusuk. Kala itu, senja menjadi saksi
kebahagiaan aku dan dirinya yang kini
terenggut wanita lain .Malam itu aku kembali
dengan beribu duka yang hingga kini
membekas. Sesampainya dikediamanku, ku
tatap handphone digenggamanku.
Sebuah pesan singkat ku kirim padanya .
"kita putus" .
Aku menjerit tanpa suara,
menumpahkan air mata yang tak layak aku
tumpahkan, ya betapa bodohnya diri saat itu.
Kubiarkan hati menangis tanpaku tahu siapa
wanita itu. Sesak nafas ini mengikhlaskan yang
terjadi, kulepas dia untuk wanita yang tak
pernah ku tahu keberadaannya.
Kubuka akun facebook tempatku berkarya,
sebuah status yang mengharu biru menarik
perhatianku, tercantum nama biru dirinya.
ku telusuri comment demi comment.
Sebuah comment menarik yang membuat
mataku terhenti seketika.
"kamu baik-baik ajah kan yank?"
Tari memberi komentar distatus mantan yang
masih kukasihi itu. Dengan pedih aku
tersenyum, Tari sahabatku telah merampas
hatinya dariku.
Sabtu, 05 Juli 2014
Luka yang Membekas
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar